Home

Jumat, 09 Maret 2012

Macam-macam Tarian Daerah Indonesia

Dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia, membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan dan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah – mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini.
Berikut ini adalah macam-macam tarian daerah yang ada di Indonesia:
Tarian Daerah Provinsi Bali
1. Tari Kecak
2. Tari Legong
3. Tari Barongan
4. Tari Pendet

Tarian Daerah Banten
1. Tari Prajurit

Tarian Daerah Provinsi Bengkulu
1. Tari Andun
2. Tari Bidadari Terminang Anak
3. Tari Ganau

Tarian Daerah Provinsi DI Aceh
1. Tari Saman
2. Tari Seudati

Tarian Daerah Propinsi DI Yogyakarta
1. Tari Bedaya Pangkur
2. Tari Serimpi

Tarian Daerah Gorontalo
1. Tari Dana-Dana

Tarian Daerah DKI Jakarta
1. Tari Betawi
2. Tari Yapong

Tarian Daerah Jambi
1. Tari Sekapur Sirih
2. Tari Selampir Delapan

Tarian Daerah Provinsi Jawa Barat
1. Tari Jaipong
2. Tari Topeng

Tarian Daerah Provinsi Jawa Tengah
1. Tari Bambang Cakil
2. Tari Sintren

Tarian Daerah Provinsi Jawa Timur
1. Tari Gandrung Banyuwangi
2. Tari Remo
3. Tari Reog Ponorogo

Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Barat
1. Tari Monong
2. Tari Zapin

Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
1. Tari Babujugan
2. Tari Radap Rahayu

Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
1. Tari Dadas dan Bawo
2. Tari Giring-Giring

Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Timur
1. Tari Gong

Tarian Daerah Kepulauan Riau
1. Tari Tandak,
2. Tori Joged Lambak

Tarian Daerah Propinsi Lampung
1. Tari Bedana
2. Tari Jangget
3. Tari Malinting

Tarian Daerah Propinsi Maluku
1. Tari Cakalele
2. Tari Lenso
3. Tari Nahar Iaa
4. Tari Perang
5. Tari Tidetide

Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat
1. Tari Batu Nganga
2. Tari Mpaa Lenggogo

Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat
1. Tari Batu Nganga
2. Tari Mpaa Lenggogo

Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur
1. Tari Gareng Lameng
2. Tari Perang

Tarian Daerah Propinsi Papua
1. Tari Musyoh
2. Tari Selamat Datang
3. Tari Sojojo Papua
4. Tari Papua
5. Tari Perang
6. Tari Suanggi

Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Selatan
1. Tari Bosara
2. Tari Kipas
3. Tari Pakarena

Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tengah
1. Tari patuddu
2. Tari Dero Poso
3. Tari Lumense admin
4. Tari Pamonte admin
5. Tari Peule Cinde
6. Tari Torompio

Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara
1. Tari Balumpa
2. Tari Dinggu
3. Tari Lumense
4. Tari Manguru

Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Utara
1. Tari Katrili
2. Tari Maengket
3. Tari Polo-Palo

Tarian Daerah Propinsi Sumatra Barat
1. Tari Lilin
2. Tari Payung
3. Tari Piring

Tarian Daerah Propinsi Sumatra Selatan
1. Tari Gending Sriwijaya
2. Tari Putri Bekhusek
3. Tari Tanggai

Tarian Daerah Propinsi Sumatra Utara
1. Tari Serampang Dua Belas
2. Tari Tor Tor

Read More......

Read More...

Kamis, 08 Maret 2012

Seni Teater

Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya sejak manusia
mulai melakukan interaksi satu sama lain. Interaksi itu juga
berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam
semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh
berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara manusia
dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini berasal
dari usaha-usaha perburuan manusia primitif dalam mempertahankan
kehidupan mereka.

Pada perburuan ini, mereka menirukan perilaku
binatang buruannya. Setelah selesai melakukan perburuan, mereka
mengadakan ritual atau upacara-upacara sebagai bentuk “rasa syukur”
mereka, dan “penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta. Ada
juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000
SM dengan upacara pemujaan dewa Dionisus. Tata cara upacara ini
kemudian dibakukan serta difestivalkan pada suatu tempat untuk
dipertunjukkan serta dihadiri oleh manusia yang lain.

The Theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang
berarti seeing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana
aktor mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya. Sedangkan
istilah teater atau dalam bahasa Inggrisnya theatre mengacu kepada
aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang
melakukan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri. Namun
demikian, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari
kata Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan
Drame yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan
Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang
kehidupan kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti
lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting
tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika.
Kata drama juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata teater dan drama bersandingan
sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang
mempergunakan drama ’lebih identik sebagai teks atau naskah atau
lakon atau karya sastra.

Terlepas dari sejarah dan asal kata yang melatarbelakanginya,
seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks,
sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya
teater merupakan sintesa dari berbagai disiplin seni yang melibatkan
berbagai macam keahlian dan keterampilan.

Seni teater menggabungkan unsur-unsur audio, visual, dan kinestetik (gerak) yang
meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni rupa. Seni teater
merupakan suatu kesatuan seni yang diciptakan oleh penulis lakon,
sutradara, pemain (pemeran), penata artistik, pekerja teknik, dan
diproduksi oleh sekelompok orang produksi. Sebagai seni kolektif, seni
teater dilakukan bersama-sama yang mengharuskan semuanya
sejalan dan seirama serta perlu harmonisasi dari keseluruhan tim.
Pertunjukan ini merupakan proses seseorang atau sekelompok
manusia dalam rangka mencapai tujuan artistik secara bersama.
Dalam proses produksi artistik ini, ada sekelompok orang yang
mengkoordinasikan kegiatan (tim produksi). Kelompok ini yang
menggerakkan dan menyediakan fasilitas, teknik penggarapan, latihan-latihan,
dan alat-alat guna pencapaian ekspresi bersama. Hasil dari
proses ini dapat dinikmati oleh penyelenggara dan penonton. Bagi penyelenggara, hasil dari proses tersebut merupakan suatu kepuasan
tersendiri, sebagai ekspresi estetis, pengembangan profesi dan
penyaluran kreativitas, sedangkan bagi penonton, diharapkan dapat
diperoleh pengalaman batin atau perasaan atau juga bisa sebagai
media pembelajaran.

Melihat permasalahan di dalam teater yang begitu kompleks,
maka penulis mencoba membuat sebuah paparan pengetahuan teater
dari berbagai unsur. Paparan ini dimulai dari pengetahuan
Teater yang berisi tentang definisi teater baik secara keseluruhan
maupun secara detail, sejarah singkat perkembangan teater baik
sejarah singkat teater Eropa maupun sejarah singkat teater Indonesia,
dan unsur-unsur pembentuk teater. Bab ini sangat penting karena
untuk mendasari pemikiran dan pengetahuan tentang seni teater.

Lakon yang berisi tentang tipe-tipe lakon, tema, plot,
struktur dramatik lakon, setting, dan penokohan.
Dalam bab ini pembahasan lebih banyak pada analisis elemen lakon sebagai
persiapan produksi seni teater. Sesederhana apa pun sebuah naskah
lakon, diperlukan sebagai pedoman pengembangan laku di atas
pentas. Pemilihan lakon yang akan disajikan dalam pementasan
merupakan tugas yang sangat penting. Tidak sembarang lakon akan
sesuai dan baik jika dipentaskan. Sulitnya tugas ini disebabkan oleh
karena setiap kelompok teater memiliki ciri khas masing-masing.
Sebuah lakon yang dipentaskan dengan baik oleh satu kelompok
teater, belum tentu akan menjadi baik pula jika dipentaskan oleh
kelompok lainnya.

Penyutradaraan yang berisi tentang penentuan lakon
yang akan dipentaskan, analisis lakon secara menyeluruh hingga
sampai tahap konsep pementasan, menentukan bentuk pementasan,
memilih pemain, membuat rancangan blocking, serta latihan-latihan
hingga gladi bersih. Kerja penyutradaan dalam sebuah pementasan
merupakan kerja perancangan. Seorang sutradara harus bisa memberi
motivasi dan semangat kebersamaan dalam kelompok untuk
menyatukan visi dan misi pementasan antar mereka yang terlibat.
Kerja penyutradaraan merupakan kegiatan perancangan panggung
dapat berupa penciptaan estetika panggung maupun ekspresi
eksperimental.

Pemeranan yang berisi tentang persiapan seorang
pemeran dalam sebuah pementasan seni teater. Persiapan tersebut
meliputi persiapan olah tubuh, olah suara, penghayatan karakter serta
teknik-teknik pemeranan. Persiapan seorang pemeran dianggap
penting karena pemeran adalah seorang seniman yang
mengekspresikan dirinya sesuai dengan tuntutan baru dan harus
memiliki kemampuan untuk menjadi ’orang baru’. Pemeran
didefinisikan pula sebagai tulang punggung pementasan, karena
dengan pemeran yang baik, tepat, dan berpengalaman akan
menghasilkan pementasan yang bermutu. Pementasan bermutu
adalah pementasan yang secara ideal mampu menterjemahkan isi
naskah. Walaupun di lain pihak masih ada sutradara yang akan melatih
dan mengarahkan pemeran sebelum pentas, tetapi setelah di atas
panggung tanggungjawab itu sepenuhnya milik pemeran.

Tata Artistik yang berisi tentang teori dan praktek tata
artistik yang meliputi; tata rias, tata busana, tata cahaya, tata
panggung, dan tata suara.
Sebagai komponen pendukung pokok, keberadaan tata artistik dalam pementasan teater sangatlah vital.Tanpa pengetahuan dasar artistik seorang sutradara atau pemain
teater tidak akan mampu menampilkan kemampuannya dengan baik.
Persesuaian dengan tata artistik yang menghasilkan wujud nyata
keindahan tampilan di atas pentas adalah pilihan wajib bagi para
pelaku seni teater.
Bahasan yang penulis pilih dalam setiap bab merupakan
pengetahuan dan praktek mendasar proses penciptaan seni teater.
Artinya, sebuah pertunjukan teater yang berlangsung di atas panggung
membutuhkan proses garap yang lama mulai dari (penentuan) lakon,
penyutradaraan, pemeranan, dan proses penataan artistik. Dalam
setiap tahapan proses ini melibatkan banyak orang (pendukung) dari
berbagai bidang sehingga dengan memahami tugas dan tanggung
jawab masing-masing maka kerja penciptaan teater akan padu.
Kualitas kerja setiap bidang akan menjadi harmonis jika masingmasing
dapat bekerja secara bersama dan bekerja bersama akan
berhasil dengan baik jika semua elemen memahami tugas dan
tanggung jawabnya. Itulah inti dari proes penciptaan seni teater, “kerja
sama”.

Read More......

Read More...

Seni Grafis (Printmaking)

Seni rupa mengenal beberapa percabangan, selain seni lukis (yang paling banyak diketahui) ada juga seni rupa yang lain misalnya seni grafis (bukan desain grafis).Lalu dimana perbedaan seni grafis dengan seni yang lain, berikut ada sedikit ulasan mengenai seni grafis sebagai cabang dari disiplin ilmu seni rupa.

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.

Media
Seniman grafis berkarya menggunakan berbagai macam media dari yang tradisional sampai kontemporer, termasuk tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D’Ache. Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring (screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan menggunakan permukaan kentang atau ketela.

Warna
Pembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Seringkali pewarnaannya — dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta linocut — diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, tapi adakalanya seorang seniman grafis menggunakan sampai dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.

Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.

Pada teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis kadang-kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.

Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.
(sumber : wikipedia)

Read More......

Read More...

Pengertian Musik Tradisional dan Musik Modern

Musik Daerah/Tradisional
Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di daerah- daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisional memiliki karakteristik khas, yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat.

Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas.Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya.

Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis. begitu banyaknya seni tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik dan gesek.
Musik Modern
Modern adanya sentuhan teknologi yang dianggap lebih beradab dan lebih maju,sedangkan tradisional lebih terikat akan fungsional dalam social masyarakat yang mendukung sebuah kebudayaan tersebut. Tetapi apabila kita membandingkan dua buah instrumen yang hampir bersamaan bentuknya yang kita kategorikan keduanya dalam dua kelompok yang berlawanan, yaitu modern dan tradisional, misalnya taganing (drum-chime) Batak Toba dengan Bongo. Kalau kita berbicara masalah bahan secara organologi barangkali ada beberapa perbedaan bahan dari yang alami dengan hasil mesin pengolahbahan. Tetapi segi teknologi barangkali belum begitu jauh berbeda karena kedua-duanya dapat di tune karena taganing juga adalah melodis. Barangkali accordeon danbiola yang biasa dimainkan dalam kesenian Ronggeng Melayu Sumatera Timur dibandingkan dengan pemain accordeon Prancis, dimana Ronggeng Melayu biasanya disebut tradisional dan berkaitan di Prancis dikategorikan sebagai alat musik modern,bagaimana kita memandang hal ini ? Mungkin alat-alat musik elektronik seperti gitar listrik dengan kemungkinan berbagai macam efek dibandingkan dengan kacapi Sundayang juga sudah mengenal efek dan elektrik, tapi masih dalam tataran tradisional barangkali merupakan contoh yang lain bagaimana kita mengkategorikan alat musikt radisional dengan modern. Padahal semuanya menjalani satu proses masing-masing dalam kata kunci perubahan tadi. Triangle dan Hesek adalah sama-sama pecussion yang bahan dasarnya juga barangkali hampir sama.

Fungsi Musik Tradisional dan Modern
Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi,pengiring tari, dan sarana ekonomi.

1. Sarana upacara budaya (ritual)
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian,perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapadaerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memilikikekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.
2. Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondong mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
3. Sarana Ekspresi Diri
Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran,gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.
4. Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagianggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan,bedug di masjid, dan lonceng di gereja.
5. Pengiring Tarian
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tariandaerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.
6. Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber penghasilan.Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat(Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD, Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya.Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan didaerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia.

Perbedaan antara fungsi musik tradisional dan modern hanya terletak pada
sarana upacara adat.

Read More......

Read More...

Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:

Seni rupa murni
Seni rupa kriya
Seni rupa desain

Dua kategori terakhir kemudian lebih dikenal dengan sebutan Seni Rupa Terapan. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan ekspresi pribadi. Sementara kriya dan desain, lebih mementingkan fungsi dan kemudahan produksi.



Secara umum, terjemahan seni rupa di dalam bahasa Inggris adalah “Fine Art”. Namun, sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah “Fine Art” menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan seni rupa desain dan seni rupa kriya ke dalam bahasa “Visual Arts” atau “Applied Arts” atau dalam bahasa indonesia adalah seni rupa terapan.



Seni rupa terapan mengacu kepada aplikasi desain dan estetika terhadap benda-benda yang dipergunakan manusia sehari-harinya. Sementara seni rupa murni, diciptakan hanya untuk pemuasan ekspresi pribadi, seni rupa terapan menggunakan desain dan idealisme kreatif untuk menciptakan benda-benda keperluan sehari-hari, seperti cangkir atau bangku, dekorasi taman.


Bidang-bidang seperti desain industri, desain grafis, desain interior, seni dekorasi, dan seni fungsional, merupakan contoh-contoh seni rupa terapan. Dalam konteks kreatif dan abstrak, bidang arsitektur dan fotografi juga dianggap sebagai seni rupa terapan.

Read More......

Read More...

Tugas Bahasa Jepang_KELUARGA

 BAHASA INDONESIA
BAHASA JEPANG (ROMAJI)
HIRAGANA/KATAKANA
Adik laki-laki
Otooto
おとうと
Adik perempuan
Imooto
いもうと
Anak
Kodomo
こども
Anak laki-laki
Musuko
むすこ
Anak perempuan
Musume
むすめ
Ayah
Otoosan
おとうさん
Ayah saya
Chichi
ちち
Bibi
Obasan
おばさん
Cucu
Mago
まご
Ibu
Okaasan
おかあさん
Ibu saya
Haha
はは
Istri
Okusan
おくさん
Istri saya
Tsuma
つま
Kakak laki-laki
Ani
あに
Kakak perempuan
Ane
あね
Kakek
Ojiisan
おじいさん
Kakek saya
Sofu
そふ
Nenek
Obaasan
おばあさん
Nenek saya
Soba
そば
Orang tua
Ryooshin
りょうしん
Paman
Ojisan
おじさん
Saudara
Kyoodai
きょおだい
Sepupu
Itoko
いとこ
Suami
Go-shujin
ごしゅじうん
Suami istri
Fuufu
ふうふ
Suami saya
Otto
おっと

Read More......

Read More...

Rabu, 07 Maret 2012

Tugas Bahasa Indonesia

Sang Penjarah Berwajah Tanpa Dosa
Oleh: Fatma Rahmatul Hidayah

Gelap hatilah yang tertoreh
Saat mata-mata usil mulai mengembara
Menjarah satu dua ‘sesuatu’
Sesuatu yang ia kira bisa menolongnya
Atau bahkan menjerumuskannya




Di manakah letak nuraninya?
Dengan tanpa dosa
Menerapkan berbagai cara
Hanya demi sebuah harga
Harga ‘lulus’ yang sebenarnya tak pantas disandangnya

Tak tahukah ia?
Ada mata lain yang juga mengembara
Menjarah satu dua makhluk sepertinya
Ternyata ada, tak cuma ia

Pun elus dada dilontarkan kepadanya
Sindir sinis menerobos indera
Mencerca laku curang yang masih ia tenggerkan dalam pikirnya
Tetap kukuhlah ia
Berkubang dalam tipu dunia yang diciptanya sendiri
Hingga sesal menyongsong, di ujung senja nestapa

Read More......

Read More...