Home

Sabtu, 03 Maret 2012

Profil_K.H. Maksum Djauhari (Gus Maksum)

Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri pada tanggal 8 Agustus 1944. Salah seorang cucu pendiri Ponpes Lirboyo Kediri, K.H. Abdul Karim.

Semasa kecil, beliau belajar pada orangtuanya, K.H. Abdullah Jauhari di Kanigoro. Masuk SD Kanigoro (1957), lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya banyak diisi dengan pengajian-pengajian di Pesantren Lirboyo dan melanglang buana ke beberapa daerah di pulau Jawa untuk berguru ilmu silat.

Gu Maksum dikenal sebagai pendekar nomor wahid di kalangan NU. Penampilannya nyentrik: berambut gondrong, jenggot dan kumis panjang, bersarung setinggi lutut, memakai bakiyak, berpakaian seadanya, dan tidak makan nasi (ngerowot). Sikapnya tegas. Karena itulah namanya banyak digandrungi anak-anak muda NU.

Namanya identik dengan dunia persilatan, tenaga dalam, dan pengobatan. Sejak kecil sudah gemar dengan pencak silat dan berbagai bacaan wirid. Namanya terdengar ke seluruh pelosok daerah ketika menjabat Komando Penumpasan PKI dan antek-anteknya di wilayah Kediri dan sekitarnya. Dialah pendiri Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa dan menempati posisi sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat dan Guru Besar, sejak perguruan itu didirikan hingga ia wafat. Nama besarnya belum tergantikan hingga sekarang.

Sejak awal nama besar Gus Maksum identik dengan kesaktian. Selain menguasai banyak aliran silat dengan sempurna, ia juga memiliki banyak kemampuan linuwih lainnya. Konon, rambutnya tidak mempan dipotong, mulutnya bisa menyemburkan api, mahir dalam menaklukkan jin, memiliki kemampuan yang luar biasa (bisa melemparkan sapi seperti melemparkan sandal, bisa mengangkat mobil sendirian, dan sebagainya), tidak mempan disantet, tidak mempan senjata tajam, dan lain sebagainya.

Dalam dunia politik, Gus Maksu selalu mengikuti arah politik NU. Ketika NU bergabung dengan PPP, Gus Maksum menjadi jurkam PPP hingga tingkat nasional. Begitu pula ketika PKB didirika pada tahun 1998, Gus Maksum ganti haluan. Ia kampanye mati-matian untuk membesarkan partai itu. Namun sampai akhir hayatnya ia tidak pernah mau duduk sebagai anggota Dewan.

Gus Maksum wafat di Kanigoro pada tanggal 21 Januari 2003. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga, sebelah barat masjid lama Ponpes Lirboyo. Meninggalkan perguruan silat yang kini semakin banyak anggotanya di seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar: